Selasa, 20 Juni 2017



Artilel Ilmiah
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG GURU DALAM KURTILAS EDISI REVISI 2017






Karya Tulis

Oleh :





MASJIDAN, M.Pd
NIP. 19780119 200501 1 006








SMP NEGERI 3 AMUNTAI UTARA
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
2017





TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG GURU DALAM KURTILAS EDISI REVISI 2017

Pendidikan adalah sebuah proses usaha manusia dalam mendewasakan anak. Jika menghendaki pendidikan berjalan sesuai yang diharapkan, tentunya harus memperhatikan tiga komponen penting yaitu guru atau pendidik, masyarakat dan orang tua. Guru adalah tonggak penting dalam sebuah pendidikan. Baik dan buruknya sebuah pendidikan akan tergantung kepada gurunya. Karenanya bisa jadi dikatakan seorang anak yang berhasil dalam pendidikan guru menjadi rujukan masyarakat. Sebaliknya, seorang anak yang gagal dalam pendidikan guru juga yang menjadi tumpuan. Penyampaian materi pelajaran hanyalah salah satu dari berbagai kegiatan pada proses belajar. Ini merupakan proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto, 2003 : 97).
Guru adalah pendidik profesional. Tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini (pada jalur pendidikan formal), pendidikan dasar dan menengah. Ini termaktub dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Guru memegang peranan dan tanggung jawab yang penting pada pelaksanaan program pengajaran di sekolah. Guru merupakan pembimbing siswa sehingga keduanya dapat menjalin hubungan emosional yang bermakna selama proses penyerapan nilai-nilai dari lingkungan sekitar. Kondisi ini memudahkan mereka untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat (Depdiknas, 2003 : 3).
  Selaras dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan kurikulum 2013 (K13) atau disingkat Kurtilas, format RPP telah mengalami beberapa kali perubahan, dan revisi terakhir pada tahun 2017 ini sebagai pedoman bagi para guru dan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, dalam hal ini  telah disosialisasikan, dan diharapkan bisa diterapkan pada tahun ajaran baru 2017/2018.
Dalam format RPP revisi tahun 2017 ini ada empat hal baru yang dimunculkan, yaitu 1).PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), 2).HOTS (High Order Thingking Skill), 3). Integrasi Literasi dalam Pembelajaran, dan 4) 4C (Creative and Inovation, Critical Thingking and Problem Solving, Communicative and Collaborative).
Berikut penjelasannya :
1)  PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran di kelas menyangkut 5 hal yaitu : religious, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan integritas. Program ini akan disesuaikan dengan rencana 5 hari belajar atau yang akhir-akhir ini sering disebut dengan fullday scholl atau 8 jam sehari di sekolah, sedangkan 2 hari sisanya dalam seminggu merupakan pendidikan untuk keluarga.
2)  HOTS (High Order Thingking Skill) guru harus mampu membuat siswa untuk dapat berpikir pada level keterampilan tingkat tinggi dalam RPP yang dibuat dan akan diterapkannya dalam pembelajaran di kelas. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam K13 menuntut pembelajarannya berpikir sampai metakognitif yang mensyaratkan pendidik mampu untuk memprediksi, mendesain dan memperkirakan.
3)  Integrasi Literasi dalam muatan RPP : Konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain: membaca, menyimak, menulis dan atau berbicara. GLS merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital dan auditori.
4)  Integrasi 4C : dalam muatan RPP istilah 4C (Creative and Inovation, Critical Thingking and Problem Solving, Communicative and Collaborative) adalah keterampilan abad 21 yang sesungguhnya harus dituju dalam pendidikan, bukan sekedar transfer materi.  Abad 21 adalah abad dimana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis, penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting. 4C adalah jenis soft-skill yang pada implementasinya jauh lebih bermanfaat ketimbang hardskill.
Pada akhirnya di tangan gurulah sukses tidaknya implementasi kurikulum 2013  yang pada tahun 2017 ini telah diadakan perubahan revisi pada RPP nya. Guru diharapkan mampu memahami dan menyusun RPP seperti yang dikehendaki pemerintah dalam rangka mencapai tujuan bangsa untuk menuju generasi emas pada 100 tahun Indonesia merdeka tahun 2045. Generasi yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi dan setara dengan negara maju di belahan dunia lain.